TANYAFAKTA.ID, KOTA JAMBI – Calon Wali Kota Jambi nomor urut 2, HAR, mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Jambi pada Jumat (15/11/2024), setelah dipanggil untuk menjalani pemeriksaan terkait dugaan pelanggaran kampanye.
Kejadian ini menjadi sorotan publik setelah HAR dilaporkan menghadiri acara di Kelenteng Sungai Sawang, yang dianggap sebagian pihak sebagai tindakan yang melanggar aturan kampanye yang sudah ditetapkan dalam Undang-Undang Pemilihan Umum.
Laporan tersebut diajukan oleh Robert Samosir, yang menuding HAR melibatkan diri dalam aktivitas ilegal dan melanggar aturan kampanye yang dilakukan di tempat ibadah.
Meski HAR hadir di kantor Bawaslu, ia memilih untuk tidak memberikan keterangan langsung mengenai tuduhan tersebut dan menyerahkan seluruh penjelasan kepada Ketua Advokasi Paslon nomor urut 2, Sertyansah.
“Semua sudah diserahkan kepada tim kuasa hukum,” ujar HAR dengan tegas, sembari meninggalkan kantor Bawaslu tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Sertyansah, yang mengaku bertanggung jawab atas klarifikasi ini, menyatakan bahwa HAR tidak tahu menahu tentang laporan yang mengaitkannya dengan pelanggaran kampanye. Ia menyebutkan bahwa HAR hanya datang untuk menemui seorang temannya yang merupakan seorang musisi, dan menegaskan bahwa tidak ada niat politik dalam kunjungan tersebut.
“Intinya HAR datang tidak diundang. Dia hanya menemui kawannya yang kebetulan musisi,” kata Sertyansah kepada wartawan.
“Tempat yang dia kunjungi bukan kelenteng, itu rumah sewaan, rumah kontrak. Tidak ada kaitannya dengan ibadah,”tambahnya.
Namun, pernyataan tersebut langsung dibantah oleh rekannya, Erwin Rinaldo, yang dengan tegas menyatakan bahwa tempat tersebut adalah rumah ibadah. Kejanggalan ini memicu spekulasi, apakah ada upaya untuk menutupi fakta atau justru ada perbedaan versi di dalam tim pemenangan HAR.
“Terserah, versi masing-masing. Tapi kalau rumah ibadah, kita tahu bentuknya. Itu bagi saya rumah kontrakan,” kata Sertyansah, yang tampaknya tidak sepakat dengan pernyataan rekannya sendiri.
Lebih jauh lagi, kontroversi semakin memanas terkait dugaan pembagian kupon beras yang dikaitkan dengan nomor urut 2. Saat ditanya oleh wartawan, Sertyansah bersikeras bahwa HAR tidak terlibat dalam distribusi beras tersebut dan tidak mengetahui adanya pembagian beras dengan kupon nomor 2.
“Intinya, HAR tidak mengetahui adanya pembagian beras yang menggunakan kupon nomor 2,” ujarnya.
Namun, ketika ditanya lebih lanjut mengenai apakah ada kaitan antara pembagian beras dengan umat Konghucu, Sertyansah terkesan ragu dan akhirnya menyerahkan pertanyaan tersebut kepada rekannya, Beni Ari Feriadi. Beni kemudian memberikan penjelasan yang cukup mengundang perhatian.
“Jadi begini, terkait beras itu tidak ada hubungan dengan kandidat. Beras itu adalah imfak yang dikumpulkan dan tadinya akan diberikan untuk 200 umat yang datang,” jelas Beni.
Uniknya, selama proses pemeriksaan, HAR tidak mendapatkan dampingan dari calon wakil walikota nomor urut 2, Guntur yang merupakan pasangannya sendiri. Guntur terlihat asik sendiri menunggu dimobil dimulai dari HAR diperiksa sampai selesai pemeriksaan. (Aas)