Erwin menambahkan Wartawan bisa mengedukasi masyarakat agar menjadi pemilih cerdas. Contohnya melalui keterlibatan masyarakat, partisipasi pemilih, dan potensi daerah dalam program kandidat
“Momen ini seharusnya dimanfaatkan untuk memberitakan hal-hal positif, bukan berita-berita yang saling menjatuhkan pasangan calon tertentu,” tuturnya.
Meningkatnya peranan media sosial dan influencer juga menjadi perhatian penting. Erwin menjelaskan bahwa wartawan kini lebih mudah dalam menciptakan karya melalui platform tersebut.
“Ini adalah kesempatan besar bagi wartawan untuk berkarya. Dengan penulisan yang baik dan profesional, karya wartawan akan mendapat apresiasi publik, karena masyarakat sangat memantau Pilkada dan perkembangannya. Mereka butuh informasi dan suara-suara,” jelasnya.
Dengan situasi ini, Erwin mendorong wartawan untuk menjaga kondisi yang kondusif. Pemberitaan yang positif diharapkan dapat meminimalisir upaya politik yang berujung pada perpecahan.
“Dengan berita positif tentang peranan masyarakat dan partisipasi publik, kita akan terhindar dari politik kepentingan. Hindari pemberitaan yang memecah belah, berita bohong, atau berita palsu yang bertujuan untuk menjatuhkan lawan. Ingat, kita punya tanggung jawab,” pungkas Erwin.
Ia juga mengingatkan bahwa media memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga netralitas serta membantu mengedukasi masyarakat agar menjadi pemilih yang cerdas. (*)
Tinggalkan Balasan