Program yang bertujuan memberikan makan siang bergizi serta susu gratis kepada anak sekolah dan gizi tambahan bagi ibu hamil dan balita ini bahkan membutuhkan anggaran yang mencapai Rp 460 triliun ketika program ini sudah dilaksanakan secara penuh tahun 2029.

Karena urgennya soal anggaran, bahkan Bank Dunia menyuarakan kekhawatirannya mengenai program ini dengan mengatakan bahwa kesehatan anggaran pendapatan dan belanja negara 2025 harus menjadi pertimbangan serius dan diperlukan persiapan yang matang untuk memastikan bahwa program ini tidak menjadi beban berat bagi kinerja fiskal Indonesia.

Lembaga Fitch Rating mengatakan program makan siang gratis ini akan dapat menghabiskan biaya sekitar dua persen dari Produk Domestik Bruto setiap tahunnya.

Sementara lembaga rating lainya, Moody’s Investors Service menyuarakan kecemasannya bahwa penerapan program ini akan menandai perbedaan dari rekam jejak panjang Indonesia dalam hal keuangan anggaran dan rasio utang yang dikelola secara konservatif.

Sangat krusial bagi kesusksesan implementasi program ini adalah adanya tata kelola keuangan yang hati-hati serta kepatuhan pada batasan-batasan fiskal.

Selain itu Program skala nasional ini juga membawa tantangan logistiknya sendiri. Membagikan makanan kepada puluhan juta anak di pelbagai daerah dengan aksesibilitas dan kondisi topografis berbeda.

Pembagian makanan merupakan kegiatan yang kompleks, termasuk untuk memastikan penyaluran tepat waktu, bermutu serta dengan standar kebersihan dan keamanan pangan yang baik.

Baca juga:  Presiden Prabowo Tegaskan Sinergi Program Kerja dan Hilirisasi Komoditas untuk Masa Depan Indonesia

Pada dasarnya program makan siang gratis ini memiliki potensi untuk membawa dampak positif bagi pendidikan, kesehatan dan kesetaraan namun akan dibutuhkan perencanaan yang mendetail dan hati-hati, tanggung jawab fiskal serta pelaksanaan yang efektif agar dapat mengoptimalkan manfaatnya sementara mengatasi tantangan tantangannya.

Tapi pemerintah tak perlu berkecil hati, Program makan siang gratis di sekolah juga sudah pernah dilakukan oleh berbagai negara lain sebelum diterapkan di Indonesia. Di antaranya Brasil yang telah menyediakan makanan sekolah gratis bagi anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah sejak tahun 1940-an. Kemudian, pada 2009 program ini diperluas untuk memenuhi kebutuhan seluruh 40 juta anak di negara tersebut.

Program ini dilakukan sebagai respons terhadap semakin banyaknya bukti bahwa makanan sekolah gratis membantu mencegah obesitas dan meningkatkan pendidikan gizi.

Lalu ada Finlandia, adalah salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Tak hanya itu, ternyata sekolah-sekolah di Finlandia juga menerapkan program makan siang gratis yang memenuhi standar gizi.

Finlandia menyediakan makanan panas gratis di sekolah untuk semua siswa dari pra-sekolah dasar hingga pendidikan menengah atas setiap hari sekolah, sebagaimana dijamin oleh Undang-Undang Pendidikan Dasar tahun 1948.

Bahkan, negara sepeeti Estonia di Eropa Utara ini juga memiliki program makan sekolah gratis. Di Estonia, makan sekolah gratis disajikan di sekolah dasar dan menengah.

Baca juga:  Presiden Prabowo Tekankan Kerja Sama Tim dan Efisiensi dalam Sidang Kabinet Paripurna Perdana

Pedoman nutrisi untuk makanan sekolah di Estonia didasarkan pada piramida makanan Estonia. Di dasar piramida terdapat air dan olahraga. Tingkat berikutnya mencakup pati, buah-buahan, dan sayuran.

Serta yang luar biasa India, Negara di Asia Selatan ini memiliki program makan siang gratis di sekolah bernama POSHAN. Menurut laporan, program melayani 120 juta anak di lebih dari 1,27 juta sekolah dan pusat Skema Jaminan Pendidikan. Ini menjadikan skema POSHAN jadi yang terbesar di dunia.

Makan siang biasanya berisi sereal yang tersedia secara lokal, dibuat sesuai dengan adat istiadat setempat yang berlaku. Kemudian, setiap anak akan menerima susu dan sup atau sayuran yang dimasak sebagai kari.

Setelah itu ada Swedia. Makan siang gratis di sekolah dasar Swedia telah ada sejak tahun 1973. Pemerintah atau pemerintah kota yang menanggung semua biaya program ini.

Sedangkan d Amerika Serikat program makan siang sekolah nasional yang beroperasi di lebih dari 101.000 sekolah negeri, sekolah swasta nirlaba, dan lembaga perawatan perumahan.

Program ini diatur dan dikelola di tingkat federal oleh Layanan Pangan dan Gizi Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Program makan siang sekolah menyediakan “makanan bergizi seimbang” dengan biaya rendah atau tanpa biaya kepada lebih dari 31 juta anak setiap hari sekolah.

Baca juga:  Membingkai Potret Visi Muaro Jambi Berbakti, Refleksi Gagasan Politik Bambang Bayu Suseno

Kemudian China. Sekolah-sekolah di China memiliki program makan siang berbayar yang murah, yakni sekitar $0,70 per hari (atau Rp 11 Ribu). Harga tersebut sudah termasuk kotak makan siang untuk setiap siswa.

Nantinya, siswa akan mendapatkan campuran nasi, daging, dan sayuran yang sehat di dalam kotak makan siang, dan biasanya dapat memilih antara dua hingga tiga kali makan.

Dalam hal ini, pemerintah Cina telah mendanai skema “makan siang bergizi” di sekolah-sekolah umum pedesaan untuk memerangi malnutrisi. Data pemerintah pada bulan Juni 2017 menunjukkan bahwa 48% sekolah tidak mampu sepenuhnya memenuhi standar gizi yang direkomendasikan.

Belajar dari pengalamam negara lain di dunia, program ini akan berdampak signifikan terhadap peningkatan kualitas kecerdasan anak-anak Indonesia. Program ini merupakan investasi gizi dalam pembangunan, memainkan peran yang sangat krusial.

Program makan bergizi gratis akan mencetak individu-individu yang sehat dengan nutrisi yang mencukupi. Keluarga sehat dengan nutrisi yang mencukupi merupakan pra-kondisi untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan lainnya, karena tidak mungkin kita dapat merealisasikan sumber daya manusia yang kompetitif tanpa dasar-dasar tersebut.

Kesemuanya menjadi tantangan ke depan, melakukan pembangunan gizi masyarakat, memanfaatkan periode bonus demografi secara optimal.

Penulis : Dr. Noviardi Ferzi | Pengamat