TANYAFAKTA.ID – Barcode adalah representasi data dalam bentuk visual yang dapat dibaca oleh mesin, biasanya digunakan untuk melacak produk dalam rantai pasokan, mempermudah proses penjualan, dan mengelola inventaris. Di Indonesia, banyak produk yang memiliki barcode dengan tiga digit awal “899”. Angka ini menandakan bahwa nomor barcode tersebut berasal dari GS1 Indonesia, organisasi yang bertanggung jawab atas standarisasi barcode di Indonesia.
Apa Itu GS1?

GS1 adalah organisasi internasional yang mengembangkan dan memelihara standar global untuk komunikasi bisnis. Standar yang paling dikenal adalah Sistem Nomor Artikel Global (Global Trade Item Number atau GTIN), yang digunakan dalam barcode untuk mengidentifikasi produk secara unik di seluruh dunia. Setiap negara memiliki organisasi GS1 lokal yang mengelola distribusi nomor barcode di wilayahnya. Di Indonesia, peran ini dijalankan oleh GS1 Indonesia.

Struktur Barcode EAN-13

Baca juga:  Generasi Z dan Tantangan Menuju Indonesia Emas di Tengah Krisis Literasi

Barcode EAN-13 adalah jenis barcode yang paling umum digunakan di Indonesia. EAN-13 terdiri dari 13 digit dengan struktur sebagai berikut:

1. Kode Negara (3 digit pertama): Menunjukkan asal nomor barcode, bukan asal produk. Untuk Indonesia, kodenya adalah “899”.
2. Kode Perusahaan (4 digit berikutnya): Diberikan oleh GS1 Indonesia kepada perusahaan yang mendaftar.
3. Kode Produk (5 digit berikutnya): Ditentukan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi produk spesifik.
4. Check Digit (1 digit terakhir): Digunakan untuk memverifikasi keakuratan pemindaian barcode.

Mengapa Kode 899?

Kode “899” ditetapkan oleh GS1 sebagai prefix untuk nomor barcode yang didistribusikan oleh GS1 Indonesia. Penting untuk dicatat bahwa kode ini menunjukkan asal nomor barcode, bukan asal produk. Artinya, produk dengan barcode yang dimulai dengan “899” memiliki nomor barcode yang dikeluarkan oleh GS1 Indonesia, tetapi produk tersebut tidak harus diproduksi di Indonesia. Sebaliknya, produk buatan Indonesia dapat memiliki barcode dengan prefix berbeda jika nomor barcode tersebut diperoleh dari GS1 di negara lain.
Proses Mendapatkan Barcode di Indonesia
Untuk mendapatkan nomor barcode dengan prefix “899”, perusahaan harus mendaftar ke GS1 Indonesia. Prosesnya meliputi:

Baca juga:  Manfaat Melamun untuk Kesehatan Mental: Menyegarkan Pikiran dan Emosi

1. Pendaftaran: Mengisi formulir keanggotaan dan menyerahkan dokumen yang diperlukan.
2. Pembayaran: Membayar biaya pendaftaran dan iuran tahunan.
3. Penerimaan Nomor: Setelah proses selesai, perusahaan akan menerima blok nomor barcode yang dapat digunakan untuk produk mereka.

Perlu dicatat bahwa GS1 hanya melisensikan nomor barcode kepada perusahaan, sehingga perusahaan harus membayar iuran tahunan selama produk mereka beredar di pasaran.

Kesalahpahaman Umum

Banyak orang mengira bahwa tiga digit pertama pada barcode menunjukkan negara asal produk. Namun, seperti yang telah dijelaskan, digit tersebut menunjukkan asal nomor barcode, bukan asal produk. Oleh karena itu, produk yang diproduksi di Indonesia tidak selalu memiliki barcode dengan prefix “899”, dan sebaliknya, produk dengan barcode “899” tidak selalu diproduksi di Indonesia.

Baca juga:  Sering Main HP Sambil Cas? Kenali Dampaknya

Manfaat Menggunakan Barcode

Penggunaan barcode memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan, antara lain:

– Efisiensi Operasional: Mempercepat proses penjualan dan pengelolaan inventaris.
– Akurasi Data: Mengurangi kesalahan manusia dalam pencatatan data.
– Pelacakan Produk: Mempermudah pelacakan produk dalam rantai pasokan.
– Integrasi Sistem: Memungkinkan integrasi dengan sistem manajemen lainnya.

Kesimpulan

Tiga digit awal “899” pada barcode menandakan bahwa nomor barcode tersebut berasal dari GS1 Indonesia. Namun, ini tidak menunjukkan negara asal produk. Untuk memastikan produk Anda memiliki nomor barcode yang sesuai, penting untuk memahami struktur barcode dan proses pendaftarannya melalui GS1 Indonesia.