TANYAFAKTA.ID – Ngigau saat tidur, atau yang dikenal sebagai somniloquy, adalah fenomena di mana seseorang berbicara atau mengeluarkan suara saat tidur tanpa sadar. Meskipun sering dianggap lucu atau aneh, ngigau dapat menjadi tanda dari beberapa kondisi yang mendasarinya.
Beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka ngigau, dan ini sering kali terjadi di fase tidur yang lebih dalam, di mana otak masih aktif meski tubuh dalam keadaan istirahat.
Stres dan kecemasan adalah salah satu faktor utama yang dapat memicu ngigau. Ketika seseorang menghadapi tekanan emosional atau mental, otak bisa bereaksi dengan cara yang tidak terduga, termasuk berbicara saat tidur.
Selain itu, kualitas tidur yang buruk, konsumsi alkohol, dan faktor genetik juga dapat berkontribusi terhadap kebiasaan ini. Mengidentifikasi penyebab ngigau sangat penting untuk mencari solusi yang tepat dan meningkatkan kualitas tidur secara keseluruhan.
1. Stres dan Kecemasan
Stres dan kecemasan adalah salah satu faktor utama yang dapat memicu ngigau. Ketika seseorang mengalami tekanan mental atau emosional, otak bisa menjadi aktif selama tidur, menyebabkan berbicara atau berteriak.
Situasi yang memicu stres, baik dari pekerjaan, hubungan, atau masalah pribadi, dapat berkontribusi pada frekuensi ngigau yang lebih tinggi.
Ketika otak berusaha memproses pengalaman dan emosi yang sulit, perilaku ini sering muncul sebagai cara untuk melepaskan ketegangan yang terakumulasi. Mengelola stres dan menemukan cara untuk merelaksasi sebelum tidur bisa membantu mengurangi ngigau.
2. Tidur yang Tidak Nyenyak
Kualitas tidur yang buruk sering kali berhubungan dengan ngigau. Ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang nyenyak, baik karena gangguan tidur atau kebiasaan tidur yang tidak teratur, otak bisa menjadi lebih aktif dan memicu perilaku ngigau.
Tidur yang terganggu juga dapat menyebabkan mimpi yang lebih intens, yang sering kali mengarah pada berbicara atau berteriak saat tidur. Dengan mengatur rutinitas tidur yang lebih baik dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, frekuensi ngigau dapat berkurang secara signifikan.
3. Konsumsi Alkohol dan Obat-obatan
Alkohol dan beberapa jenis obat dapat memengaruhi pola tidur dan meningkatkan kemungkinan ngigau. Alkohol, misalnya, dapat mengganggu siklus tidur normal dan menyebabkan tidur yang tidak nyenyak, meskipun awalnya mungkin membuat seseorang merasa mengantuk.
Begitu juga dengan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan atau obat tidur, yang dapat memengaruhi aktivitas otak selama tidur dan meningkatkan kemungkinan berbicara saat tidur.
Mengurangi konsumsi alkohol dan berkonsultasi dengan dokter tentang penggunaan obat dapat membantu mengurangi frekuensi ngigau dan meningkatkan kualitas tidur.
4. Faktor Genetik
Faktor genetik juga dapat memainkan peran dalam kebiasaan ngigau. Jika ada anggota keluarga yang memiliki kebiasaan ngigau, kemungkinan seseorang juga akan mengalaminya.
Penelitian menunjukkan bahwa ngigau dapat terjadi lebih sering pada individu yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah tidur serupa. Hal ini mengindikasikan bahwa predisposisi genetik dapat memengaruhi bagaimana otak berfungsi selama tidur, serta meningkatkan kemungkinan munculnya perilaku tidur yang tidak biasa.
Memahami aspek genetik ini dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah tidur yang mungkin muncul.