TANYAFAKTA.ID, MUARO JAMBI – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Muaro Jambi tengah dilanda gejolak internal. Pasalnya, sejumlah pegawai perusahaan air minum ini mengajukan mosi tidak percaya terhadap Direktur Elis Persada, ST, yang dituduh terlibat dalam korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

Desakan mundur ini dituangkan dalam surat resmi berkop PDAM Tirta Muaro Jambi tertanggal 12 Februari 2024, ditujukan kepada Pj Bupati Muaro Jambi, Raden Najmi.

Surat tersebut merujuk pada Keputusan Direktur PERUMDA TIRTA MUARO JAMBI No.03 Tahun 2025 dan Surat dari SPI Perumdam Tirta Muaro Jambi Bulan November 2024 no 03/SPI.Perumda TMJ/XI/2024 perihal “Ilegal koneksi (Sambungan Liar) Yang Ada di Unit Pelayanan Metro Mendalo”.

Surat tersebut juga mengungkap hasil investigasi dan survey lapangan Tim Penertiban Pelanggan yang menemukan 381 sambungan air ilegal dan kerugian perusahaan diperkirakan mencapai Rp 1.086.703.600.

Baca juga:  Densus 88 dan Pemprov Jambi Selidiki Keterlibatan Yayasan Berkah Peduli Umat dengan NII Faksi KW 9

Lebih lanjut pegawai Perumda Tirta Muaro Jambi melalui tersebut juga menuding adanya dugaan keterlibatan Direktur dalam praktik korupsi terkait dengan sambungan ilegal tersebut.

Beberapa poin penting dalam surat mosi tidak percaya tersebut antara lain:

  • Terdapat instruksi dari Direktur kepada Kepala Unit Pelayanan Metro Mendalo pada tahun 2023 dan 2024 untuk menutup penerimaan sambungan baru, namun di lapangan ditemukan adanya sambungan baru pada periode tersebut yang direkomendasikan dan dilakukan oleh Direktur.
  • Direktur berhubungan langsung dengan pihak developer.
  • Direktur dan Kepala Unit Metro mengeluarkan surat rekomendasi pengembangan jaringan khusus perumahan yang mengakibatkan terganggunya pelayanan air yang sudah ada/aktif.
  • Direktur diduga menerima uang dari pihak developer terkait dengan pengembangan jaringan.

Desakan mundur ini muncul setelah terungkapnya 381 sambungan air ilegal yang merugikan perusahaan hingga Rp 1,08 miliar. Para pegawai menuding Direktur mengetahui praktik ini dan membiarkannya berlangsung.

Baca juga:  Jalan Lintas Timur Sumatera Jambi-Pekanbaru Tergenang Banjir, Akses Macet Total 15 Kilometer

“Ini jelas permainan kotor! Rakyat dipersulit mendapatkan air bersih, sementara segelintir pihak menikmati keuntungan,” ujar salah satu pegawai yang ikut menandatangani mosi tidak percaya, Kamis (28/2/2025).

Selain kasus sambungan ilegal, Direktur juga diduga terlibat dalam pengadaan barang fiktif dan manipulasi anggaran perusahaan. Beberapa laporan internal menyebutkan bahwa pemasukan dari pelanggan reguler dialihkan menjadi sambungan hibah untuk keuntungan pribadi dan kroninya. Hal ini membuat keuangan Perumda Tirta Muaro Jambi terancam bangkrut.

Menanggapi hal tersebut, salah satu warga Aurduri sebut saja Rizky (nama samaran) mengaku kaget saat mengetahui adanya dugaan korupsi yang melibatkan Elis Persada.

Menurutnya Direktur Perumda Tirta Muaro Jambi, Elis Persada sejak menjabat warga menjadi sering kekurangan air.

“Pantaslah air kami sering mati-mati gak jelas bang. Iya bang, banyak nian (sekali) masalah sejak dia menjadi dirut, kalau kami menuntut, solusi belum tentu ada,” ujarnya pada Minggu, (2/3/2025).

Baca juga:  Pagar Sekolah Ambruk di Kota Jambi, Telan Tiga Korban Jiwa

Akibat banyaknya masalah di kepimpinan Elis Persada, dia meminta Elis Persada baiknya mundur dari jabatannya karena dinilai tidak becus, apatis dan kurang bertanggung jawab.

“Kalau lah pegawainya tidak percaya apalagi masyarakat, Nggak jelas dia itu bang, sudah beberapa kali masyarakat demo ke kantor PDAM juga tak ada hasil, air tetap juga sering mati, seolah nggak punya tanggung jawab untuk masyarakat,” ungkapnya.

Dia berharap pemerintah Kabupaten Muaro Jambi segera mencabut jabatan Elis Persada sebagai Dirut Perumda Tirta Muaro Jambi.

“Warga Muaro Jambi, khususnya kami yang sekitaran Mendalo ini saya rasa sepakat biar Elis Persada ini dicopot dari jabatannya,”pungkasnya.

Seperti biasa, saat TanyaFakta.id mencoba konfirmasi kepada Elis Persada melalui sambungan WhatsApp, Elis Persada memilih bungkam. (*)