TANYAFAKTA.ID, JAMBI – Kurangnya transparansi akan uang komite di SMA Negeri Titian Teras kembali menjadi sorotan para orang tua siswa dan pengurus komite sekolah.
Pasalnya, sudah beberapa tahun kebelakang penggunaan uang komite tersebut tidak dilaporkan kepada sesama pengurus oleh ketua komite.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu pengurus komite yang tak mau disebutkan namanya.
Dia mengungkapkan bahwa dana komite yang bersumber dari sumbangan orangtua siswa angkatan 27,28,29,30, dan 31 dipegang seluruhnya oleh Ketua Komite, Ali dan Bendahara Komite, Misfiati.
“Penggunaan dan pengeluaran dana-dana komite tersebut semuanya dilakukan ketua dan bendahara tidak pernah melibatkan anggota komite yang lain,”ungkapnya kepada TanyaFakta.id.
Bahkan dia mengatakan pengelolaan dana komite tersebut nyaris tidak ada rembuk dengan anggota yang lain.
Dia mengatakan bahwa pasca dilantik. ketua komite dan bendahara selaku pemegang dana komite tersebut tidak pernah memberi laporan baik ke orang tua siswa maupun kepada pihak sekolah.
” Padahal pihak sekolah dan orang tua siswa sudah beberapa kali meminta laporan keuangan kepada ketua komite tersebut,” tuturnya.
Hal tersebut jelas melanggar aturan komite sekolah berdasarkan PP No 75 Tentang Komite Sekolah.
Lebih lanjut dia menduga bahwa, Ketua Komite bersama bendahara komite SMA Negeri Titian Teras memonopoli dana komite ini tanpa pihak lain dan tanpa laporan yang detail dan bukti-bukti yang akurat.
Tak hanya itu, kepada TanyaFakta.id salah seorang perwakilan orang tua siswa juga membocorkan bahwa hari ini Ketua Komite SMA Negeri Titian Teras terkesan tutup telinga atas keluhan yang disampaikan orang tua siswa.
“Saya sangat prihatin terkait pakaian seragam sekolah anak-anak kami yang saat ini kami terima. Meskipun harganya selangit, sayangnya kualitasnya juga sangat mengecewakan. Seluruh siswa telah diukur, tetapi tidak ada satu pun pakaian yang pas dan sesuai ukuran. Selain itu, banyak nama siswa, logo, dan lambang yang salah dan terbalik. Hal ini membuat hampir seluruh orang tua murid terpaksa memodifikasi pakaian anak-anak mereka seragam tersebut,” ujarnya.
Dia menjelaskan sudah banyak keluhan yang disampaikan, namun sampai saat ini tidak ada tanggapan dari pihak sekolah. Masalah ini perlu segera direspon demi kemajuan bersama dan menjaga nama baik SMAN TT.
“Kami, sebagai wali murid angkatan 31, merupakan bagian dari keluarga besar SMAN TT yang sangat mendukung kemajuan dan kelangsungan sekolah,” katanya.
Terakhir, dia mengatakan bahwa kepedulian para wali siswa terkhusus angkatan 31 sangat luar biasa, terbukti dari sumbangan yang telah diberikan untuk pembangunan kubahmasjid.
“Kami berharap ada umpan balik dari pihak komite dan sekolah terkait keluhan ini agar kami bisa menemukan solusi yang terbaik,”pungkasnya. (Aas)