Biaya SMA Negeri Titian Teras Melonjak Drastis, Begini Jawaban Dinas Pendidikan Provinsi Jambi

SMA Negeri Titian Teras [TanyaFakta.id/Ist]
SMA Negeri Titian Teras [TanyaFakta.id/Ist]

TANYAFAKTA.ID, JAMBI – Dunia pendidikan di Jambi kembali menjadi sorotan dengan munculnya keluhan serius dari wali siswa SMA Titian Teras. Sekolah unggulan yang dulunya menjadi kebanggaan masyarakat Jambi ini kini menghadapi kritik tajam terkait kebijakan biaya pendidikan yang mengalami lonjakan signifikan.

Di bawah kepemimpinan Gubernur Al Haris dan Wakil Gubernur Sani, biaya pendidikan di SMA Titian Teras melonjak drastis. Wali siswa kini harus merogoh kocek lebih dari satu juta rupiah setiap bulan untuk biaya makan di pondokan, sebuah beban yang sebelumnya ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jambi.

SMA Titian Teras, yang dirancang oleh almarhum Gubernur Abdurrahman Sayoeti untuk meniru model pendidikan Taruna Nusantara—sekolah yang menyediakan pendidikan berkualitas tanpa biaya tinggi—sekarang jauh dari konsep awalnya. Selain biaya bulanan yang meningkat, biaya seragam juga mencatatkan kenaikan yang signifikan, mencapai lebih dari lima juta rupiah.

Baca juga:  Dr. Maulana: Dedikasi untuk Pendidikan dan Masa Depan Kota Jambi

Kenaikan biaya ini dianggap sebagai tamparan bagi cita-cita Abdurrahman Sayoeti dalam menciptakan pendidikan berkualitas tinggi yang terjangkau bagi putra-putri berprestasi di Jambi. Para wali siswa berharap pemerintah dapat mempertimbangkan kembali kebijakan ini demi kepentingan pendidikan yang lebih baik dan aksesibel.

Terkait hal ini, Harmonis selaku Kepala Seksi Pembinaan dan Kurikulum SMK Dinas Provinsi Jambi mengatakan bahwa  SMA Negeri Titian Teras (SMA TT) saat ini berstatus sebagai sekolah negeri dengan sistem pembiayaan yang telah berubah.

“Menurut Pergub No. 9 Tahun 2022 mengenai penyelenggaraan pendidikan, terdapat pengaturan mengenai peran orang tua dalam mendukung pembiayaan tertentu, seperti biaya makan dan minum, khususnya untuk sekolah berasrama. Mengingat sebagian besar siswa yang diterima di SMA TT berasal dari keluarga kelas menengah ke atas, maka dianggap kurang tepat jika biaya makan dan minum mereka ditanggung oleh pemerintah daerah,”ujarnya pada Minggu, (12/10/2024) malam.

Baca juga:  Bunuh Diri : Perlunya Penguatan Sosial Dan Mental

Dia menegaskan bahwa pemerintah daerah tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, termasuk rehabilitasi asrama dan gedung belajar. Namun, masih banyak masyarakat di Provinsi Jambi yang membutuhkan bantuan pemerintah untuk kelangsungan pendidikan mereka. Dengan pengalihan dana untuk kebutuhan makan dan minum di SMA TT, sumber daya tersebut dapat digunakan untuk mendukung bantuan pendidikan lainnya.

“Sebagai langkah untuk mendukung siswa dari keluarga tidak mampu, SMA TT memberikan beasiswa. Selain itu, banyak sekolah unggulan di Indonesia, seperti SMAN 1 Sumbar dan SMA Taruna Nusantara, telah menerapkan sistem berbayar dengan kontribusi dari orang tua wali, mencerminkan tren yang semakin meluas dalam dunia pendidikan saat ini,” pungkasnya. (Aas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *