TANYAFAKTA.ID, JAMBI – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Jambi untuk periode 24-30 Januari 2025 telah dirilis oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. Berdasarkan hasil penetapan, harga TBS kelapa sawit mengalami penurunan sebesar Rp39,72 per kilogram dibanding pekan sebelumnya. Harga kini berada di angka Rp3.357,79 per kilogram untuk sawit dengan umur tanaman 10-20 tahun.
Rincian Harga TBS Kelapa Sawit Berdasarkan Umur Tanaman:
- Umur 3 tahun: Rp2.620,96/kg
- Umur 4 tahun: Rp2.799,22/kg
- Umur 5 tahun: Rp2.927,96/kg
- Umur 6 tahun: Rp3.050,24/kg
- Umur 7 tahun: Rp3.127,20/kg
- Umur 8 tahun: Rp3.193,77/kg
- Umur 9 tahun: Rp3.256,61/kg
- Umur 10-20 tahun: Rp3.357,79/kg
- Umur 21-24 tahun: Rp3.257,29/kg
- Umur 25 tahun: Rp3.108,80/kg
Harga ini berlaku di tingkat pabrik dan petani plasma yang bermitra. Sementara itu, harga di tingkat petani mandiri dan toke kelapa sawit bisa berbeda, seringkali lebih rendah dari harga resmi yang ditetapkan pemerintah.
Penurunan harga ini menjadi perhatian serius bagi petani sawit, terutama yang berada di wilayah Kabupaten Bungo, Merangin, dan Tebo, yang menjadikan kelapa sawit sebagai komoditas utama. Salah satu petani, Taufik (45), berharap harga dapat kembali stabil di tengah tantangan cuaca yang mempengaruhi hasil panen.
“Memang harga ini masih lumayan dibanding tahun-tahun sebelumnya, tapi tetap kami berharap stabil di angka tinggi, karena biaya produksi juga naik,” ujar Taufik.
Kondisi musim hujan yang terus terjadi juga memengaruhi produksi kelapa sawit. Beberapa petani melaporkan hasil panen yang menurun akibat cuaca ekstrem yang membuat akses ke kebun lebih sulit dan menghambat pengangkutan TBS ke pabrik.
Ketua kelompok petani di Jambi, Heri Santoso, menyebutkan, “Kami hanya berharap pemerintah terus memantau harga sawit agar petani mandiri juga mendapatkan harga yang layak, tidak kalah dengan petani plasma.”
Petani kelapa sawit berharap pemerintah dapat menjaga stabilitas harga dan terus memberikan dukungan, terutama bagi petani mandiri yang sering kali menghadapi disparitas harga signifikan di lapangan. Keberlanjutan komoditas ini sangat penting mengingat perannya sebagai salah satu penggerak ekonomi utama di Provinsi Jambi.(*)
Tinggalkan Balasan